Senin, 14 Mei 2012

Adu Cepat Buru Black Box Sukhoi SJ100

Kotak Hitam Pesawat Terbang (ist)Ketika berbagai spekulasi dan teori konspirasi terkait penyebab kecelakaan sebuah pesawat terbang menjadi polemik, ditemukannya black box atau kotak hitam pesawat akan menjadi titik awal yang akan menggugurkan berbagai spekulasi dan konspirasi tersebut.


Betapa tidak, kotak hitam itu berisi catatan atau rekaman penting terkait pesawat tersebut. Kotak hitam berfungsi untuk mencatat kegiatan pilot baik percakapan – cockpit voice recorder (CVR), maupun gerak pesawat terbang -flight data recorder (FDR) .

CVR merupakan seluruh data percakapan di dalam ruang kocpit baik percakapan pilot dengan co pilot maupun dengan bandara pengawas. Sedangkan FDR mencatat seluruh data penerbangan pesawat, mulai dari ketinggian pesawat, kecepatan, tekanan kabin, temperatur udara di luar, kinerja mesin, dan catatan teknis lainnya.

Bagaimana dengan kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet100 (SSJ100) yang mengalami musibah di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (9/5) itu? Tentu saja, kotak hitam SSJ100 itu akan menjadi barang maha penting, tidak saja karena jatuhnya korban, tetapi juga akan menjadi tolok ukur eksistensi negara Rusia di mata dunia sebagai produsen Sukhoi Superjet100.

Secara garis besar, isi kotak hitam hanya mengarah kepada tiga kesimpulan akhir penyebab kecelakaan SSJ100. Yakni Sukhoi Superjet100 dinyatakan gagal atau cacat produk; faktor human error dari penerbangnya; dan faktor alam (cuaca) yang buruk.

Reputasi Rusia sebagai produsen pesawat udara komersial akan hancur manakala kotak hitam SSJ100 menunjuk pada adanya fakta gagal produk. Di tengah sengitnya persaingan Sukhoi (Rusia) versus Boeing (USA) dan Airbus (Eropa) serta Fokker (Belanda), muncul lah teori konspirasi bahwa jatuhnya SSJ100 akibat sabotase.  Yakni, sabotase diarahkan untuk memunculkan fakta bahwa SSJ100 adalah produk gagal.

Demikian sebaliknya, jika kotak hitam SSJ100 mencatat adanya human error, dalam hal ini oleh pilot, maka reputasi Sukhoi masih bisa terselamatkan. Tentunya, pihak Rusia akan lebih senang jika berkembang teori ada human error pilot.

Memang, seorang pilot demo terbaik, Mogomed Tolboev, telah mengatakan kepada media Rusia bahwa kecelakaan Sukhoi Superjet 100 kemungkinan terkait dengan masalah persiapan penerbangan.

Sebelumnya, petugas Air Traffic Control (ACT) Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma dituding sebagai biang kecelakaan ini. Yakni membolehkan pilot SSJ100 menurunkan ketinggian pesawat dari 10 ribu kaki menjadi enam ribu kaki saat akan melintasi wilayah Gunung Salak, padahal ketinggian puncak Gunung Salak sendiri 7.200 kaki.

Namun belakangan, otoritas ATC Bandara Soekarno Hatta menegaskan bahwa penurunan ketinggian pesawat diperbolehkan ATC hingga enam ribu kaki untuk wilayah di atas lapangan terbang Atang Sanjaya, Rumpin. Ketinggian itu tidak berlaku untuk wilayah sekitar Gunung Salak. Tak jelas, mengapa SSJ100 bisa melenceng jauh dari atas lapangan terbang Atang Sanjaya menuju Gunung Salak?

Atas keanehan tersebut muncul teori konspirasi bahwa ada rencana operasi intelijen yang melibatkan kerjasama badan intelijen Amerika Serikat CIA dengan kaki tangan orang Indonesia. SSJ100 diskenariokan menabrak puncak Gunung Salak dengan memberikan rute melintas di atas Gunung Salak disertai dengan rencana memberikan perubahan ketinggian jelajah.

Berkembang juga isu liar, bahwa ada upaya menyusupkan sejumlah telepon selular berdaya pancar kuat dalam posisi aktif di dalam pesawat SSJ100. Pancaran sinyal ponsel di dalam pesawat diyakini akan mengganggu arah terbang pesawat (melenceng), Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator), sistem navigasi, frekuensi komunikasi, indikator bahan bakar, sistem kemudi otomatis, dan gangguan fatal lainnya.

Terungkap sebuah fakta, bahwa alat Emergency Located Transmitter (ELT) yang terdapat pada pesawat Sukhoi Superjet 100 tidak menyala saat pesawat itu menabrak tebing Gunung Salak.

Jika kotak hitam SSJ100 ternyata mengarah kepada pengungkapan sabotase yang melibatkan CIA, tentunya insiden ini akan mengacaukan konstelasi dunia, yang tidak saja melibatkan Rusia dan Amerika Serikat tetapi juga negara lain.

Untuk itulah, mengingat maha pentingnya kotak hitam SSJ100, pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mewanti-wanti agar kotak hitam itu berada dalam kekuasaan KNKT. Di sisi lain, tim evakuasi dan investigasi Rusia yang sudah berada di posko evakuasi pun ngotot ingin terlibat langsung dalam evakuasi, dengan dalih ada warga negara Rusia yang menjadi korban, selain karena memang SSJ100 buatan Rusia.

Tidak tertutup kemungkinan, ada pihak-pihak lain di luar KNKT dan tim investigasi Rusia yang juga mengincar black box SSJ100. Diakui ataupun tidak, banyak kepentingan terkait “joy flight” SSJ100 ini.

Resiko keamanan tingkat tinggi terhadap kotak hitam SSJ100 inilah yang tampaknya menjadi pertimbangan otoritas keamanan dan intelijen Indonesia untuk “mengaburkan” sementara waktu informasi terkait keberadaan kotak hitam maha penting ini?

Yang jelas, pihak KNKT hanya menyatakan tempat jatuhnya black box atau kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 sudah berhasil ditemukan. Saat ini kotak hitam sudah dilokalisir, namun belum bisa diambil karena pertimbangan medan yang berat di malam hari.

Posisi kotak hitam sulit dijangkau karena berada pada patahan tebing yang tinggi. Untuk mencapai kotak hitam itu tim SAR harus membawa perlengkapan yang lebih lengkap lagi. Posisi pesawat Sukhoi SJ 100 juga tergantung di tempat kritis yang mudah goyah.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate